Brilio.net - Go-Jek saat ini sedang menjadi sorotan banyak orang, pasalnya perusahaan yang baru ini dinilai sukses karena perkembangannya yang pesat. Namun kali ini ada cerita miris dari salah seorang istri driver Go-Jek di Bandung, Jawa Barat. Melalui akun media sosialnya, Megume Martiani, ia menceritakan betapa heran ketika suaminya tiba-tiba ditahan oleh pihak Go-Jek dan didenda puluhan juta rupiah karena diduga melakukan order fiktif.

Martiani, melalui Facebooknya mengatakan betapa dirinya kecewa dengan perusahaan yang dulunya ia banggakan. Awalnya suaminya bekerja sebagai driver Go-Jek atas rekomendasi darinya karena ia berpikir Go-Jek merupakan salah satu jalan keluar saat suaminya kesulitan untuk mencari pendapatan.

Suaminya, Revie Garniadi, bergabung dengan Go-Jek pada Oktober lalu. Orderan Adi, sapaan Revie Garniadi, memang tidak terlalu banyak. Pasalnya Adi lebih memprioritaskan waktunya untuk menjaga mertuanya di rumah.

"Saya sangat bangga dan tertolong dengan profesi suami saya ini. Tetapi kebanggaan itu pun hilang, ketika hari ini, Senin (30/11) saat suami saya berangkat dengan semangat untuk Go-Jek karena ada target bayar bulanan yang mendesak. Tiba2 tengah hari suami saya mendapatkan pesan bbm bahwa dia kena suspend dan diminta untuk bayar ganti rugi sebesar 3.9 juta. Alasannya karena dia membuat bookingan fiktif atau palsu. Sementara penghasilan dia selama ini saja tidak sampai sebesar itu," ungkap Tiani melalui akun Facebooknya.

Curhatan istri dari driver yang disuspend dan didenda Go-Jek

Curhatan istri dari driver yang disuspend dan didenda Go-Jek

Curhatan istri dari driver yang disuspend dan didenda Go-Jek

Curhatan istri dari driver yang disuspend dan didenda Go-Jek

Tiani mengatakan bahwa hal tersebut jelas tuduhan palsu yang dibuat semata-mata untuk memeras uang para driver. Hal ini dibuktikan dengan adanya lebih dari 9000 orang driver yang juga kena suspend, dan mereka diperas oleh perusahaan tersebut.

"Beberapa driver yang baru join 2 bulan diminta ganti rugi sampai 92 juta. Beberapa ada yang diminta 20 juta dan jumlah-jumlah lainnya yang tidak masuk akal," lanjut Tiani dalam ceritanya.

Bukan hanya itu saja, dan bukan hanya di Jakarta, di Bandung, Bali pun kejadian yang sama. Tiani menuturkan bahwa suaminya berang dan meminta untuk penjelasan kalau memang kesalahan yang dilakukan. Adi pun datang ramai-ramai di depan kantor Go-Jek dan para driver berdemo.

"Saat suami saya ingin mencoba masuk, beberapa orang menahan dia karena perusahaan tersebut menggunakan pihak-pihak yang kuat untuk perlindungan mereka. Driver yang lolos untuk mencoba masuk meminta penjelasan. Mirisnya pada akhirnya motornya justru disita! Dengan alasan suspend sekian juta sementara istrinya akan melahirkan sampai driver itu menangis-nagis histeris," imbuh Tiani.

Beberapa driver mencoba untuk pasrah dan pergi namun sekali lagi dokumen asli mereka disimpan di perusahaan sebagai persyaratan jaminan pada awal kerja sama. Dokumen penting seperti akta, kartu keluarga, ijazah atau surat nikah tidak bisa mereka tinggal begitu saja.

Dan suami saya masih simpan uang mengendap di perusahaan yang tidak bisa dicairkan sama sekali. Hasil keringatnya yang sia-sia, kata Tiani.

"Kepada pihak perusahaan. Terutama perusahaan Go-Jek, Tolong. Bagaimanapun yang terjadi di internal perusahaan, jangan limpahkan ini ke karyawan. Dia suami saya yang cari nafkah demi makan untuk keluarganya. Banyak diluar sana ayah dari anak2 dan tulang punggung keluarganya yang mengais rizki demi menghidupi orang2 yang dia sayangi. Kami, hanya berusaha mencari nafkah agar kami tidak kesulitan, agar anak2 punya masa depan. Jangan kalian renggut dengan adanya ganti rugi atau menyita harta benda hanya karena perusahaan kalian krisis! Kalian manusia yang tidak manusiawi," pungkas Tiani dalam ceritanya yang dibagikan ribuan pengguna media sosial.

Adapun pihak Go-Jek membenarkan adanya kasus di atas, namun itu semua bukan tanpa sebab, melainkan berdasarkan proses panjang yang mempertimbangkan kejujuran driver Go-Jek.

"Sehubungan dengan pemberitaan tindakan suspend yang diberikan oleh manajemen GO-JEK kepada kurang dari 10.000 Driver secara nasional, kami konfirmasikan bahwa berita ini benar. Hal ini disebabkan karena mereka mengambil keuntungan pribadi dan membuat order-order fiktif dengan mempergunakan akun palsu," tutur pihak Go-Jek seperti dikutip brilio.net dari akun Facebook resminya, Selasa (1/12).