Brilio.net - Jabatannya adalah sekretaris anggota dewan. Akan tetapi dia harus bekerja layaknya asisten pribadi, terkadang juga sebagai sopir pribadi. Seringkali dia tidak mempunyai waktu liburan karena sering bekerja dalam tujuh hari dalam sepekan. Bagaimana wanita ini bisa bertahan? Awalnya hanya untuk menghidupi keluarganya, tetapi kini dia tidak bisa lepas dari cengkraman atasannya.

Diana, demikian perempuan ini menyebut namanya. Lulus SMA pada 2006, dua tahun berselang dia bekerja sebagai sekretaris. Perempuan 27 tahun ini tergiur dengan pekerjaan ini karena dia harus menjadi tulang punggung keluarga.”Ibu saya pensiunan dan adik saya tiga orang,” kata dia kepada brilio.net melalui layanan storytelling 0-800-1-555-999.

Diana mengaku pernah menjadi sekretaris untuk tiga anggota dewan yang berbeda. “Awalnya saya bekerja untuk Bapak J selama dua tahun, kemudian pindah ke Pak E selama enam bulan,” jelasnya. Karena kegalakan E dia memutuskan untuk bekerja kepada H. “Karena saya tidak mau jadi istri ketiga, Pak H langsung pecat saya,” kenangnya. Akhirnya dia berpaling kembali kepada J hingga saat ini.

Meski bergaji tinggi, menjadi sekretaris pribadi bukanlah persoalan mudah. Apalagi memiliki atasan yang menyandang sebagai wakil rakyat. Diana harus secara rinci membuat agenda untuk atasannya. Tidak hanya itu saja, dia juga sering dilabrak oleh istri anggota dewan karena kelakuan atasannya. “Saya ingin dia (anggota dewan) menggunakan otak saya untuk bekerja bukan badan saya,” tegasnya.

Selain tuntutan yang tinggi, risiko pelecehan seksual juga dialami oleh wanita yang kini sudah menikah ini. “Saat lagi dinas ke Batam, tahu-tahu satu kamar sama bapak,” terangnya ketika menceritakan pertama kali dilecehkan. Bahkan dia juga mengalami hal yang serupa di kantor. “Kamera CCTV cuma sampai depan lift, jadi kalau ada apa-apa dalam ruangan tidak ada yang tahu,” jelasnya.

Sebenarnya Diana ingin lepas dari pekerjaan ini karena sudah bersuami. “Tapi Bapak itu sering ngungkit masa lalu,” jelasnya. Bahkan dia juga takut dengan tindakan J karena jabatan yang dia sandang. “Saya juga merasa ketergantungan dengan bapak,” tegasnya.

Diana menyadari bahwa faktor materilah yang membawanya mempunyai kehidupan seperti ini. Padahal awalnya dia memang benar-benar ingin membiayai keluarga.  Ayah Diana sudah meninggal sejak dia berusia 10 tahun. Tetapi pada kenyataannya, dia harus berhadapan dengan situasi seperti sekarang ini.

Cerita ini disampaikan oleh Diana melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!