Brilio.net - Penyakit saluran pencernaan merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, termasuk Indonesia. Sanitasi yang tak memadai ternyata menjadi penyebab utama timbulnya penyakit itu. Predikat sebagai negara dengan sanitasi terburuk ke-2 sedunia membuat dokter Budi Laksono (52) asal Semarang gerah. Ia pun kemudian membuat program jambanisasi untuk menghilangkan predikat itu dari Indonesia.

Budi mengungkapkan jika inisiasi program jambanisasi mulai ia lakukan sejak tahun 1998. Saat itu ia yang bertugas di Puskesmas heran karena pasien yang banyak dirawat inap disebabkan karena penyakit gangguan saluran pencernaan seperti diare, disentri, tifus, dan gangguan pencernaan lainnya.

Dari situ Budi kemudian melakukan penelitian. Ternyata kebanyakan warga setempat belum mempunyai jamban tersendiri. Mereka lebih memilih untuk berak di kebun, sungai, bahkan dibungkus di plastik untuk kemudian dibuang. Padahal kebiasaan itulah yang membuat banyaknya kasus diare dan disentri.

"Problematika seperti itu ternyata tak hanya ada di Semarang, melainkan juga seluruh daerah di Indonesia," terang dokter Budi kepada brilio.net, Sabtu (12/9).

Lewat Yayasan Wahana Bakti Sejahtera miliknya, dia menawarkan program jambanisasi. Program ini tentu berbeda meggunakan sistem jamban amfibi yang murah meriah. Untuk membuat satu jamban hanya dibutuhkan uang sebesar Rp 300 ribu.

Sadar jika keluarga miskin akan kesulitan dengan masalah uang, ia pun memutuskan untuk membiayai program itu. Pada tahap awal, ia buat program jambanisasi untuk satu kampung. Dengan dana Rp 15 juta ia buat 50 jamban di kampung tersebut. Program pun berlanjut dengan bantuan beberapa stimulan dana.

"Kepincut dengan program ini, akhirnya Walikota Semarang tertarik untuk membiayai pembuatan 5000 jamban di 4 kecamatan di Semarang," terang dokter yang telah menyelesaikan pendidikan S-3 di Universitas Diponegoro pada 2013 lalu ini.

Bersama Yayasan Wahana Bakti Sejahtera, ia pun bertekad untuk bisa meenyelesaikan permasalahan sanitasi di seluruh Indonesia yang banyak dialami oleh rakyat miskin. Tahun ini, ia menargetkan bisa membangun 1 juta jamban di berbagai daerah di Indonesia.