Brilio.net - Membangun sebuah rumah tangga memang bukan perkara yang mudah. Selalu saja ada prahara yang datang menghampiri, entah dari internal maupun eksternal. Lama dan usia pernikahan pun juga bukan menjadi jaminan akan langgengnya biduk rumah tangga. Terkadang, tak cukup hanya dengan rasa cinta dan ingin bertahan yang hanya sepihak. Perlu waktu yang tak singkat untuk benar-benar bisa saling mengenal dan memahami karakter calon pasangan sebelum akhirnya akan memutuskan untuk melangkah ke jalur pelaminan.

Jangan pula terlalu cepat menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Seperti yang dialami oleh ARL (34) pria asal Jakarta yang 9 tahun lalu menikah dengan anak seorang pengusaha terkenal dari Jawa Timur. ARL berasal dari keluarga yang berkecukupan, namun sang istri AP (33) merasa apa yang dihasilkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga hal ini mulai memicu timbulnya konflik di antara mereka, tetapi ARL mencoba untuk tetap bersabar.

Perkenalan bermula saat mereka sama-sama bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Setelah tiga bulan berlalu, ARL berinisiatif untuk berkunjung ke rumah orangtua AP. Karena kesan pertama yang ditinggalkan oleh AP yang berhijab serta keluarganya yang terkesan agamis, dan orangtua AP juga meminta agar ARL tidak berlama-lama melamar. Jadilah, tiga bulan berikutnya ARL datang untuk melamar AP. Kemudian, enam bulan berikutnya tepat pada tanggal 28 Januari 2006 mereka melangsungkan pernikahan di Surabaya.

Ada perasaan kecewa yang menghampiri ARL saat malam pertama karena ternyata sang istri sudah tidak perawan lagi. Namun, ia tak mempermasalahkannya karena pernikahan sudah terjadi. Awal kehidupan rumah tangga mereka jalani dengan sederhana di Jakarta ditambah lagi AP sudah tidak lagi bekerja karena kontraknya tidak diperpanjang oleh perusahaan.

Empat bulan setelah menikah, AP positif hamil. Karena ini adalah cucu pertama, maka AP ingin melakukan persalinan di Surabaya. Dari sinilah campur tangan mertua mulai terlihat. Karena permintaan dari orangtua AP, maka ARL terpaksa mencari pekerjaan baru di sekitar Surabaya dan mendapatkan pekerjaan yang tidak lebih baik daripada sebelumnya. Namun, ia tetap menjalani karena desakan dari orangtua AP. ARL pun juga sampai beberapa kali harus berpindah tempat kerja demi memenuhi permintaan keluarga AP bahkan sampai jatuh sakit.

Tahun demi tahun karir ARL semakin naik dan finansial berkembang karena tuntutan istri. Setelah setahun bekerja di perusahaan yang terakhir, mulai tampak kejanggalan dalam pengelolaan keuangan sang istri. AP sering tidak bisa mengeluarkan uang tunai. Pada akhirnya ARL memutuskan untuk mengambil alih keuangan yang selama pernikahan selalu dikelola oleh sang istri. Namun, AP berpikir pengambilalihan keuangan ini karena ARL memiliki selingkuhan.

Pada Mei 2014 AP memutuskan untuk kembali bekerja di suatu rumah sakit Surabaya tanpa persetujuan ARL dengan alasan gaji suami tidak mencukupi. Sebagai dampaknya sejak saat itu anak ketiga mereka yang masih berusia 11 tahun dan membutuhkan ASI dititipkan ke penitipan anak.

Sejak saat itu AP sering pulang malam bahkan sering tidak pulang dengan berbagai alasan menyangkut pekerjaannya di rumah sakit. Hingga sempat berembus kabar miring tentang hubungan AP dan salah satu dokter di rumah sakit tersebut. ARL pun juga sudah menaruh curiga.

Menyikapi hal tersebut ARL semakin mendekatkan diri pada Tuhan sebagai doa dan usaha yang dilakukannya untuk mendapatkan petunjuk agar jalinan rumah tangganya dapat terselamatkan. Suatu ketika di bulan Juni, ARL mencoba melihat dan membongkar HP sang istri. Dari sanalah ARL menemukan fakta bahwa AP memang telah beselingkuh sejak memutuskan untuk kembali bekerja.

"Saya pun mencoba menyelesaikan masalah ini hanya bertiga saja secara kekeluargaan," kata ARL melalui layanan bebas bebas pulsa brilio.net 0-800-1-555-999, Senin (5/10). "Ternyata istri saya lebih memilih untuk tetap bersama dengan lelaki lain tersebut, bahkan ketiga anak saya juga sudah memanggil dia 'papa' melalui sambungan telepon," terangnya mengenai hasil "perdamaian" mereka.

Tidak cukup sampai di situ, lelaki selingkuhan tersebut juga cemburu karena AP masih melayani kebutuhan ARL dan masih tinggal satu atap. "Terus terang sebagai suami yang telah dikhianati saya merasa tersinggung dengan hal ini dan terpaksa menceritakan yang sebenarnya kepada keluarga besar AP," ujar ayah tiga anak ini.

Mau tidak mau ARL kembali mencoba menawarkan solusi tapi karena AP tetap dengan pendiriannya maka mereka tetap bercerai. ARL pun keluar dari rumah, tetapi karena harus bekerja, ia titip anak-anak pada keluarga istri selama ditinggal bekerja.

Respons dari keluarga istrinya tidak mengenakkan hati. Mereka minta ARL untuk menghidupi anak-anak dengan nominal tertentu yang telah mereka tetapkan. Jika tidak sanggup, maka ARL harus membawa pergi anak-anaknya.

"Pernyataan tersebut membuat saya terluka kembali, saat itu juga saya mengambil keputusan sudah tidak bisa dipermainkan lagi oleh hal ini. Maka anak-anak saya sekolahkan dan titipkan kepada kakak di Jakarta," tuturnya.

Namun, anehnya keluarga besar AP beberapa hari kemudian berubah pikiran dan berniat untuk mengambil kembali anak-anak. "Nasi sudah menjadi bubur, kelunakan dan kebaikan hati saya sudah dinjak-injak oleh mereka. Saya hanya menjawab biar pengadilan saja yang memutuskan," kata pria yang sedang dalam proses sidang perceraian ini.

Tak berhenti sampai di situ, tanpa sepengetahuan ARL buah hatinya yang nomor dua dijemput saat di sekolah dengan mendapat izin dari guru. "Saat ini saya hanya bisa bersabar dan bersabar semoga anak kedua saya baik-baik saja. Dan semoga saya bisa mendapatkan keadilan dari sidang perceraian ini, meskipun sepertinya pengadilan lebih memihak kepada istri saya," tandasnya.

Cerita ini disampaikan oleh ARL melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.