Brilio.net - Kamu tentu sering mendengar istilah mobil listrik yang digadang-dagang menjadi sarana transportasi masa depan pengganti mobil konvensional. Salah satu kendala pengembangan mobil jenis ini adalah masalah kapasitas baterai.

Mobil listrik saat ini kebanyakan hanya mampu menempuh jarak 128 km sampai 160 km sekali pengisian baterai. Keterbatasan ini dikarenakan oleh sejumlah faktor, seperti massa jenis baterai, berat mobil, serta biaya yang diperlukan. Kendati demikian, permasalahan ini tampaknya akan segera teratasi dengan ditemukannya baterai lithium-air.

Sekelompok peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris berhasil membuat demonstrasi uji coba baterai lithium-oxygen atau lithium-air di laboratorium. Baterai tersebut diyakini mampu menampung energi 10 kali lipat lebih besar ketimbang baterai lithium-ion.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science, jenis baterai tersebut juga diklaim lebih efisien 90% dan bisa diisi ulang hingga 2 ribu kali. Sebagai perbandingan, baterai lithium-ion hanya memiliki tingkat efisiensi sebesar 80-90%.

Dilansir brilio.net dari mashable, Selasa (3/11), yang tak kalah menggembirakan lagi, baterai lithium-air lebih murah dan lebih ringan lima kali lipat dibandingkan baterai lithium-ion. Jika baterai ini terbukti 10 kali lipat lebih besar dari baterai biasa, itu artinya dalam sekali pengisian, sebuah mobil listrik akan mampu menempuh jarak sekitar 643 km atau setara jarak antara Jakarta ke Madiun.

Teknologi ini tentu saja bisa diterapkan pada perangkat smartphone. Bayangkan jika baterai ponsel pintarmu mampu bertahan 10 kali lipat dari baterai biasa, kamu tentu tak perlu lagi membawa powerbank ketika hendak bepergian, iya kan?

"Apa yang kami capai merupakan pengembangan teknologi secara signifikan. Hasil penelitian ini juga bisa digunakan dalam perangkat praktis," ujar profesor Clare Grey, salah seorang peneliti.

Meski uji coba di lab sudah berhasil, mereka memprediksi baterai tersebut baru bisa digunakan secara luas dalam waktu 10 tahun mendatang.