Brilio.net - Tidak hanya fisik, gangguan psikologi juga banyak macamnya. Bahkan kita sering merasa asing karena memang tidak banyak yang mengalaminya. Salah satunya adalah trikotilomania, yakni seseorang yang sering melampiaskan emosinya dengan menjambak bahkan mencabut rambutnya. Mungkin kamu tidak mempercayainya, tetapi bagaimana jika kamu menyimak langsung dari pengidapnya sendiri?

Dia memperkenalkan diri sebagai Klara. Usianya masih terbilang muda,  20 tahun. Cewek asli Wonosobo, Jawa Tengah ini kini sedang menuntut ilmu di sebuah universitas di Jambi. Dia merasakan gangguan trikotilomania semenjak kelas 3 SD. Tanpa sadar, Klara sering mencabuti rambutnya ketika sedang emosi. Bahkan ibunya juga curiga karena kepala Klara yang hampir botak kala itu. “Kalau habis cabut rambut, aku umpetin di sofa, jadi ibu tahu saat bersih-bersih,” tuturnya kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Selasa (20/10).

Dia juga mengakui bahwa gangguan ini tidak bisa dilepaskan kekerasan yang dilakukan ayahnya. “Sempat waktu SD dilempar sepiring nasi goreng panas karena saya tidak mau membelikan rokok,” kenangnya. Selain itu, keluarga Klara juga kurang harmonis.

Saat dia duduk di bangku SMP, dia sempat sembuh dari trikotilomania. “Tapi itu hanya setahun, kemudian saat SMA terkena lagi,” tegasnya. Saat memakai seragam putih abu-abu, kelabilan emosi soal asmaralah yang membuat Klara terserang gangguan trikotilomania lagi.

Gangguan psikologi ini juga berimbas dengan tingkah laku lainnya yang membuat dia tidak nyaman. “Saya sekarang jadi perfeksionis yang membuat saya lelet dalam melakukan sesuatu,” ungkapnya. Bahkan Klara juga tidak bisa melakukan kebiasaan yang dilakukan oleh orang lain. “Saya sekarang tidak bisa memakai sandal yang basah,” jelasnya.

Selain perubahan secara psikologi, dia juga mengalami kebotakan. “Bahkan saya juga sering cabut alis,” tuturnya.

Bahkan gangguan ini juga menyebabkan Klara terganggu saat bersosialisasi dengan teman lainnya. “Kalau ada acara nginep di kosan temen, biasanya saya tidak ikut,” ungkapnya. Bahkan dia juga tidak nyaman saat pacarnya menyentuh kepalanya.

Anehnya Klara belum berani berkonsultasi dengan psikolog. “Kalau komunikasi face to face itu saya memang menghindari karena benar-benar tidak nyaman,” jelasnya. Selama ini, dia hanya blog walking dan membaca cerita di internet dari orang yang memiliki kisah yang sama.

Cerita ini disampaikan oleh Klara melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.