Brilio.net - Dalam mengelola bisnis warung angkringannya, ada prinsip mulia yang dijalankan Sularno dan Sarino, yakni bagaimana angkringannya juga bisa memberi penghidupan kepada warga sekitar, selain bertujuan mencari untung.

Untuk itu, mereka memberdayakan ibu-ibu yang tinggal di sekitar Stasiun Lempuyangan untuk menyediakan menu atau makanan yang dijual kepada pembeli yang rata-rata penumpang kereta.

"Selama 15 tahun berjualan, kami merasa nggak memiliki masalah atau beban. Itu karena kami turut memberdayakan warga, terutama ibu-ibu ikut menyediakan menunya," ujar Sarino kepada brilio.net, Rabu (26/8).

Sarino mengungkap, seluruh menu yang tersedia memang bukan mereka yang masak, tapi hasil masakan ibu-ibu sekitar stasiun yang menitipkan di angkringannya. Hanya minuman saja dan sejumlah camilan ringan yang benar-benar dibuat Sarino dan Sularno. "Prinsip kami adalah saling mengaliri," tutur Sarino.

Tak heran, jika mampir ke angkringan yang berada di kios depan Stasiun Lempuyangan, terutama saat memasuki jam 07.00 pagi, sejumlah ibu-ibu dengan menu andalannya akan datang silih berganti menitipkan jualan.

Ibu Yani adalah salah satunya. Rabu (28/8) pagi itu, dia menitipkan masakan berupa nasi goreng, mi goreng, bihun goreng dan aneka baceman.

Dari Ibu Yani terangkat cerita bahwa dengan ikut menitipkan makanannya di angkringan tersebut, dia bisa membantu ekonomi keluarga. Salah satu anaknya, kini bahkan bisa kuliah D III di Akprind Yogyakarta. "Senangnya kalau pas jualan habis. Dukanya ya kalau nggak laku. Tapi itu risiko," ujar Ibu Yani.

Sarino mengatakan, dari hubungan timbal balik dengan ibu-ibu yang menitipkan jualannya, beragam manfaat diperoleh. "Silaturahmi, menambah saudara. Eh, siapa tahu juga kalau anaknya Bu Yani kelak sukses jadi orang bisa bantu-bantu juga," kata Sarino penuh canda.

Itulah hidup, saling membantu dan bekerja sama memang kerap melahirkan kebahagiaan sejati.