Brilio.net - "Sukses adalah pilihan dan setiap orang berhak untuk menjadi sukses. Selama kita bercita-cita, selama punya impian maka impian itu akan selalu mendekati kita. Janganlah takut bermimpi setinggi langit, kalaupun kita harus jatuh minimal kita harus jatuh di bintang-bintangnya,"

Itulah pesan Rahmat Latief Bialangi (26), seorang pengusaha muda asal Lingkungan Bulu Kelurahan Manarang Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Rahmat adalah owner PT Insan Andrasta Tour, owner Restoran Bintang, sekaligus owner kursus My Star English School.

Perjalanan hidup Rahmat hingga menjadi wiraswasta seperti sekarang ini adalah berkat keberaniannya untuk mencoba dan berusaha. Usahanya ini bukanlah turunan, orangtua Rahmat bukan pebisnis besar melainkan pedagang kaki lima.

Perjalanan hidup yang memberikan perubahan besar dimulai ketika Rahmat berada di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Waktu itu dia baru saja memutuskan berhenti dari pekerjaan marketing di salah satu bank kabupaten tersebut. Dia mencoba membuat biro perjalanan karena malu jika pulang belum menjadi orang sukses. Setelah sebelumnya mengajar di salah satu SD selama 2 minggu sambil berpikir tentang pekerjaan berikutnya.

Dengan modal nol rupiah, pria kelahiran 28 Maret 1989 ini memberanikan diri menawarkan kepada pimpinan tempat dia bersekolah dulu yang didengarnya akan melakukan studi banding. Guru-guru sekolahnya dulu yang ingin tour ke Makassar itu merupakan pelanggan pertamanya. Dia berani menjanjikan selisih Rp 500.000 per kursi dari travel agent yang lain.

Tertarik dengan penawaran itu, pihak sekolah deal memakai jasanya. Siasat yang Rahmat gunakan adalah setelah ada kesepakatan, uang diterima, lalu dia melakukan survey lokasi. Dia tidak membutuhkan modal untuk menalangi pembayaran apapun terlebih dahulu. Tour sekolahnya itu memberangkatkan sebanyak 64 orang selama 4 hari 3 malam.

Uang yang masuk itu dikelolanya, dihitung-hitung dia akan mendapat keuntungan sebanyak 5 juta rupiah. Namun, di luar dugaan, ternyata sisa uang setelah tour selesai adalah Rp 24 juta. Itu karena perhitungan awal belum menggunakan harga travel agent yang mendapat potongan cukup besar baik hotel maupun transportasi.  

Pria asal Gorontalo ini kemudian mencoba memromosikan jasanya ke sekolah-sekolah. Didapatlah pelanggan kedua yang ingin tour ke Jakarta-Bandung. Rombongan merupakan kepala sekolah seluruh SMA/SMK di Makassar. Rezeki kedua dari travel agent ini didapat Rp 18 juta.

Rahmat mengaku belajar tentang tour and travel secara otodidak. Semuanya total dari internet. Beberapa sekolah di Pinrang juga turut memakai jasanya. Terbersitlah keinginan membesarkan usahanya dengan membangun Perseroan Terbatas (PT). Pada tahun 2013, dibentuk PT Insan Anrasta Tour yang kini beromset Rp 1,5 miliar per tahun.

"Modal minim tapi keuntungan luar biasa. Saya pun sampai saat ini tidak menyangka bisa mendapat keuntungan sebanyak itu," tutur pria peraih Juara 2 nasional Wirausaha Muda Kemenpora 2014 dan Pemuda Pelopor Nasional 2014.

Rahmat menyatakan, tanpa modal pun kita bisa berwirausaha asal punya kemauan. Pekerjaan sebagus apapun kalau kita tidak nyaman maka itu tidak akan membuat kita bahagia. Rutinitas apapun dengan penghasilan sekecil apapun kalau kita bahagia maka di situlah letak kesuksesan yang sudah kita dapatkan. "Saya pakai filosofi bintang, kecil tapi bisa menghiasi angkasa yang luas," tuturnya.

Cerita ini disampaikan oleh Rahmat melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!