Brilio.net - Gunung Bromo, lokasi wisata ini merupakan salah satu tujuan utama traveler saat berkunjung ke Jawa Timur. Bukan tanpa alasan, Gunung Bromo merupakan salah satu dari beberapa spot menyaksikan sunrise terindah di dunia.

Selain sunrise yang memukau itu, tentunya kamu bakal dimanjakan dengan panorama alam yang begitu indahnya di Indonesia, hamparan lautan pasir yang sangat luas dan bebukitan yang mirip dengan rumah-rumah mungil teletubies bisa kamu saksikan di Bromo.

Keindahan Gunung Bromo tentu menyedot ribuan turis untuk datang setiap harinya, baik lokal hingga mancanegara. Tak ayal ketika erupsi terjadi di Gunung Bromo pada Desember ini, dampaknya sangat terasa bagi dunia pariwisata di Jawa Timur. Belum lagi, momen liburan akhir tahun di Bromo yang sudah direncanakan banyak wisatawan beberapa bulan sebelumnya harus ditunda atau dibatalkan.

"Tingkat inap tamu menurun drastis, bahkan bisa dibilang menurun sekitar 50 persen dari sebelum erupsi terjadi. Tiap harinya sekitar 12 kamar yang dipesan wisatawan sebelum erupsi terjadi, sekarang dalam seminggu hanya berkisar 5 tamu saja yang datang. Transportasi jeep pun berhenti beroperasi, hanya bisa antar tamu ke lokasi sunrise mentigen dan tak bisa turun ke pasir Bromo." kata Hernanda Fitri Sudoyo (22), Manajer SM Bromo Hotel, Ngadas, Sukapura, kepada brilio.net, Jumat (18/12).

Kurang lebih selama 2 minggu peningkatan aktivitas Gunung Bromo terjadi, beberapa penginapan dan transportasi jeep di jalur via Probolinggo mengalami penurunan yang signifikan.  Nah, berikut beberapa dampak erupsi dan peningkatan aktivitas Gunung Bromo terhadap pariwisata di Jawa Timur, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (19/12):

1. Wisatawan harus bersabar
Kamu berencana menghabiskan liburan akhir tahun ke Bromo? Jangan lupa pantau terus informasi tentang aktivitas Bromo, jangan sampai kamu tak bisa maksimal liburan di sana karena masih ditutupnya akses menuju Gunung Bromo. Paling tidak, bagi kamu yang memang ingin mengeksplor semua spot eksotis di Bromo harus bersabar menunggu aktivitas Bromo menjadi normal seperti sedia kala.

2. Penginapan sepi tamu
Penginapan menjadi sepi tamu sejak erupsi terjadi, terutama yang melalui jalur via Probolinggo. Bahkan, penurunannya bisa dibilang drastis. Belum lagi adanya pembatalan pesanan dari wisatawan yang akan menghabiskan liburan akhir tahun di Bromo.

3. Transportasi Jeep Explore Bromo tak beroperasi
Semenjak ditutupnya akses menuju lautan pasir Bromo via Cemoro Lawang, Probolinggo, armada jeep yang biasanya mengantar tamu menjadi berhenti beroperasi. Jeep dilarang turun ke lautan pasir selain petugas pemantau aktivitas Gunung Bromo. Tentu hal tersebut membuat banyak sopir jeep kehilangan pendapatan harian dari mengantar tamu.

4. Ditutupnya bandara di Malang beberapa waktu
Ditutupnya Bandara Abdulrachman Saleh di Kota Malang selama dua kali, yaitu pada 11-12 Desember dan  15-16 Desember akibat abu vulkanik Bromo. Hal tersebut membuat sejumlah penerbangan dari dan ke Malang menjadi terganggu. Tentu, banyak penumpang yang kecewa, tapi mereka sadar hal tersebut tak bisa dihindari.

Dengan ditutupnya Bandara di Malang tersebut, banyak wisatawan yang berencana datang ke Kota Malang menjadi tertunda dalam beberapa waktu.

5. Rencana liburan akhir tahun ke Bromo harus ditunda atau dibatalkan
Menurut Hernanda Fitri Sudoyo selaku manajer salah satu hotel di Ngadas, Bromo. Sudah ada sekitar 30 persen tamu yang membatalkan pesanan penginapan dan jeep untuk mengeksplor Bromo di akhir tahun karena erupsi yang terjadi. Tapi masih ada beberapa tamu yang tetap memilih ber-akhir tahun di Bromo meskipun saat ini masih erupsi.