Brilio.net - Selama ini orang Madura dikonsepsikan dengan sifat-sifatnya yang kasar dan keras. Hal itu terpantul dari budayanya, salah satunya adalah karapan sape. Karapan sape ini merepresentasikan sifat kelelakian di dalam masyarakat Madura.

Selain itu, sebenarnya ada budaya Madura lain yang mencirikan feminisme masyarakat Madura. Budaya ini juga mempergunakan sapi dan jarang sekali diekspos, yaitu Sapi Sono. Berbeda dengan karapan sape, Sapi Sono digunakan untuk mempresentasikan kecantikan, keelokan, kelembutan dan keindahan di dalam masyarakat Madura.

Jarang sekali ada orang yang mau menggali sisi lain dari kebudayaan yang sudah melekat dalam kehidupan orang Madura. Moh Afifi, seorang master Arts dari UGM membeberkan fakta-fakta terkait kebudayaan yang berhubungan dengan sapi kepada brilio.net, Rabu (8/4). Berikut ini adalah fakta-fakta soal sapi di Madura tersebut:

1. Orang Madura sangat mencintai sapi
Kecintaan orang Madura dengan sapi dikarenakan sapi Madura memiliki sifat yang menguntungkan bagi petani. Sapi toleran terhadap panas, mampu bekerja dengan baik sebagai hewan pekerja, hemat dan efisien dalam makanan. Sifatnya itu sesuai dengan ekologi Madura yang gersang dan kekeringan.

2. Kecintaannya pada sapi membuat orang Madura lebih memilih berutang untuk mencukupi kebutuhannya
Apabila membutuhkan dana lebih untuk kebutuhan hidup, orang Madura lebih memilih berutang dengan rentenir dari pada harus menjual sapinya. Sapi adalah harta simpanan untuk kebutuhan yang sangat mendadak seperti upacara kematian, perkawinan, dan upacara adat lainnya. Di saat itulah sapinya baru akan disembelih untuk dikonsumsi.

3. Saking cintanya kepada sapi, lelaki Madura lebih memilih berpisah dengan pasangannya daripada dengan sapinya
Apabila lelaki Madura pulang dari perjalanan jauh, maka dia terlebih dahulu pergi ke kandang sapi. Melihat kondisi sapinya baik-baik saja lebih penting baginya dari pada langsung datang menengok istrinya. Hal itu sering kali membuat keributan dalam keluarga, karena pihak wanita merasa cemburu. Bila tidak dapat menahan amarah, perpisahan dapat terjadi dan hal itu seringkali dirasa lumrah.

4. Ada 4 kelas sapi di Madura
Tak hanya manusia, ternyata sapi juga memiliki kelas. Di Madura terdapat 4 kelas yang membedakan harga dan keistimewaan sapi satu dengan lainnya. Pembagian itu didasarkan dengan pekerjaan sapi tersebut, yaitu sapi preman, sapi gangan, sapi karap dan sapi sono.

Sapi biasa yang hanya digunakan untuk membajak sawah atau menarik gerobak dan kurang punya daya tarik disebut sapi preman, sapi yang tergolong kelas gangan adalah sapi potong yang dagingnya digunakan untuk diolah, selanjutnya sapi karap dan sapi sono adalah sapi kesayangan yang paling istimewa bagi rakyat Madura.

5. Dari dulu rakyat Madura udah kenal istilah Keppo
Eits, jangan samakan dengan generasi muda zaman sekarang ya. Istilah keppo di Madura bukan berarti ingin tahu. Bagi orang Madura, Keppo adalah pasar tradisional sapi terbesar di Madura. Transaksi besar sering terjadi di Keppo. Di sini juga ada persewaan sapi. Sepasangnya diberi harga Rp 30 ribu.

6. Sejak kecil warga Madura sudah ditanamkan rasa cinta pada sapi
Untuk mempertahankan kedekatan dan kecintaan terhadap sapi, sejak dini orang-orang Madura memperkenalkan pada anak-anak suatu permainan Pe-Sapeyan Pappa. Permainan itu mempergunakan pelepah pisang sebagai pengganti seekor sapi. Salah satu ujung pelepah pisang tersebut dibentuk seolah-olah kepala sapi dan juga memiliki telinga. Anak-anak biasanya menunggangi dan membawanya pergi ke tempat yang mereka suka. Supaya bisa merasakan sensasi karapan sape, anak-anak biasanya mempergunakan lidi sebagai pecut/cambuknya.

7. Orang Madura mengabadikan cinta mereka terhadap sapi di atap rumah mereka
Arsitekstur rumah tradisional diperindah dengan bentuk sejenis dua tanduk sapi di atap. Dengan begitu mereka dapat melihat dua tanduk itu saat beristirahat di halaman rumahnya. Selain itu dua tanduk itu juga menyimbolkan kehormatan orang-orang Madura, karena kedua tanduk itu berada di atas kepala mereka, saat orang-orang beraktivitas di dalam rumahnya.

8. Sapi karap sering diberi jamu dan anggur
Nggak hanya manusia lho yang minum jamu dan anggur. Sapi-sapi karap kepunyaan orang Madura juga diberi jamu yang berisi campuran 100 telur, malaga, dan anggur cap orang tua, per hari sebelum acara Karapan sape dilangsungkan. Tujuannya adalah untuk membentuk otot-otot sapi agar larinya kencang.

9. Laki-laki secara khusus menunjukkan perhatian lebih terhadap sapi jantan
Kaum adam ini sering memperlakukan sapi jantan seperti seorang manusia. Mereka tak sungkan untuk mengajak ngobrol dan tidur bersama di kandang. Mereka sangat menghormati sapi jantan. Sampai-sampai mereka mempergunakan kata sapi jantan untuk suatu percakapan yang sopan dan penuh kasih.

10. Sapi-sapi madura dianggap paling seragam, stabil dan subur dibandingkan sapi dari daerah lainnya
Perlakuan yang telaten dan penuh kasih sayang membuat sapi Madura dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya yang keras dan gersang. Akibatnya sapi-sapi Madura jadi unggul dan tahan banting dari kondisi lingkungan apapun. Untuk menjaga keeksistensian sapi-sapi Madura, perkawinan silang antara sapi Madura dengan sapi-sapi di luar Madura sudah dibatasi dari zaman pemerintahan Belanda.