Brilio.net - Perkembangan zaman telah menggeser eksistensi diary. Pada zaman dahulu, benda yang satu ini sangat eksis. Bahkan setiap orang mempunyai buku diary yang unik-unik. Fungsi diary ini adalah untuk mencatat setiap kejadian atau perasaan dari pemiliknya. Bahkan diary bisa dijadikan teman curhat.

Alih-alih menulis diary, anak zaman sekarang lebih sering update status di jejaring sosial mereka. Mau galau atau happy, semuanya diumbar di dunia maya. Bahkan banyak umpatan kasar juga muncul dalam akun mereka. Mengapa tidak membiasakan menulis diary? Mungkin kamu bisa menyebutnya usang, akan tetapi penelitian menyebutkan nulis diary bisa bikin happy lho, dikutip oleh brilio.net dari Guardian, Senin (25/5).

Saat kamu mencurahkan perasaan kamu dalam sebuah buku diary, bagian amygdala pada otak akan aktif. Area tersebut bertanggung jawab untuk mengontrol emosi kamu. Efeknya, kamu bisa mengontrol perasaan kamu sesuai dengan gerakan tangan saat menulis.

Berdasarkan penuturan seorang psikolog, Mattew Leiberman asal Universitas California, diary sangat efektif sebagai media untuk mengekspresikan emosi negatif. Saat menulis diary, bagian otak kanan yang disebut dengan ventrolateral perforntal cortex membuat kamu merasakan emosi yang begitu kuat.

Dalam risetnya, Mattew juga mejelaskan bahwa menuliskan sesuatu yang abstrak lebih menenangkan dibandingkan dengan penjelasan dengan bahasa yang jelas. Temuan lain juga mengungkapkan bahwa menulis diary bisa membantu menurunkan tekanan emosional.

Tidak ada salahnya jika kamu pergi ke toko buku dan membeli buku diary yang vintage. Jangan lupa bahagia ya!

HOT NEWS:

Gambar sosok misterius bikin gamer COC 'pensiun', nyatakah gambar itu?

Hiasan kepalanya diejek haters Malaysia, Melly Goeslaw menyerang balik

Ini bedanya 0 dan +62 yang sering kamu gunakan buat SMS dan telepon

Sarung, di Indonesia buat sholat, di Mesir malah jadi bahan tertawaan