Brilio.net - Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering dialami oleh semua lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah kesehatan. Padahal tidur sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, agar kinerja dan performa tubuh tetap optimal dan terjaga.

Penyebab-penyebab gangguan tidur pun bermacam-macam, mulai dari penyakit asma, gangguan pernafasan, depresi, sampai masalah psikologis. Dan, baru-baru ini ada sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Medical Internet Research yang menunjukkan bahwa data dari media sosial seperti Twitter dapat membantu menjelaskan gangguan tidur.

Para peneliti dari Rumah Sakit Anak Boston dan Merck telah membangun awal dari 'fenotip digital' insomnia dan gangguan tidur lainnya berdasarkan data dari Twitter.

Penelitian ini merupakan salah satu yang pertama untuk melihat hubungan antara penggunaan media sosial dengan masalah tidur. Dan berdasarkan penilaian sentimen yang di-tweet pengguna Twitter, memberikan petunjuk awal bahwa pasien dengan gangguan tidur mungkin memiliki risiko yang lebih besar dari masalah psikososial.

Kurang tidur dan gangguan tidur kronis tidak dipahami dengan baik, kata salah satu pemimpin studi John Brownstein. Dia juga menambahkan bahwa mereka ingin melihat apakah kita bisa menggunakan bentuk-bentuk baru dari data online, seperti Twitter, untuk mengkarakterisasi gangguan tidur setiap individu dan mungkin mengungkap penemuan baru, populasi pasien yang menderita masalah tidur sebelumnya yang belum terdeskripsikan.

Profil yang dihasilkan dari pengguna Twitter dengan masalah tidur dibandingkan dengan bukan pengguna Twitter terlihat seperti ini: "telah aktif di Twitter untuk waktu yang relatif lama," "memiliki pengikut lebih sedikit dan berikut sedikit orang," "posting beberapa tweet per hari pada rata-rata, "lebih aktif di Twitter 18:00-05:59, "lebih aktif di Twitter pada akhir pekan dan hari kerja awal" dan "lebih mungkin untuk menulis tweet dengan sentimen negatif".

Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa rata-rata pengguna Twitter yang menderita gangguan tidur kurang aktif di Twitter tapi lebih banyak nge-tweet selama jam tidur tradisional. Peningkatan sentimen negatif di tweet mereka menunjukkan bahwa pengguna dengan gangguan tidur bisa-bisa meningkatan risiko untuk masalah psikososial.

Brownstein memperingatkan bahwa temuan ini adalah awal dan pengamatan saja, dan perlu dikaji lebih lanjut, tetapi mereka menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi tambahan yang berguna untuk 'toolkit' kami untuk mempelajari pengalaman pasien dan epidemiologi perilaku gangguan tidur.

Jadi, mulai dari sekarang lebih baik sebelum tidur jauh-jauh deh sama kebiasaan scrolling timeline Twitter atau malah kepo profile mantan. Tidurmu nggak hanya jadi terganggu, tapi juga bisa berujung galau. Hiks!

BERITA TERKAIT:

Twitter bisa memprediksi kapan kamu sakit

Terganggu Twitter prostitusi? Begini cara melaporkannya

BACA JUGA:

15 Gambar ini hanya bisa dipahami para generasi pecandu media sosial

10 Hal yang seharusnya tak perlu kamu unggah di media sosial

Anak-anak boleh main smartphone, tapi harus unduh aplikasi budaya ini!

Main smartphone sambil nonton TV sama bahayanya dengan pakai narkoba

VIDEO: Refleksi perbedaan hidup bergantung smartphone dan yang tidak

Kisah CEO Facebook, rutin menyapa karyawan termasuk yang magang

Catatan bunuh diri seorang dokter di Facebook membuat gempar

5 Alasan penting kenapa kamu harus tutup akun Facebook sekarang juga

10 Perusahaan terbaik untuk magang, Facebook masih juaranya