Brilio.net - Kita menggunakan jam, kalender, atau pergantian musim sebagai pengukur waktu yang "nyata". Di luar itu, waktu bergantung pada persepsi setiap orang. Benarkah? Ternyata, persepsi kita terhadap waktu dipengaruhi beberapa faktor.

Pernahkah kamu merasa saat menunggu angkutan umum sampai di tempat, terasa begitu lama? Kamu patah hati dan butuh waktu yang tak singkat untuk sembuh? Tapi di sisi lain, kamu merasa waktu begitu cepat berlalu saat menghabiskan waktu bersenang-senang dengan keluarga, pacar, atau teman? Atau saat kamu terlalu sibuk, waktu 24 jam terasa tak cukup untuk melakukan hal lain selain bekerja atau belajar?

Dari pengalaman itulah, ternyata persepsi kita tentang waktu dipengaruhi oleh kualitas emosional, seperti dikutip brilio.net dari The Independent, Rabu (5/8).

Persepsi kita terhadap waktu bisa jadi terdistorsi seiring usia kita. Orang di atas usia 60 tahun sering melaporkan waktu menjadi lebih bervariasi. Mereka merasa beberapa momen tahunan bisa saja datang lebih cepat daripada biasanya.

Distorsi persepsi kita terhadap waktu mungkin berkaitan dengan sejumlah proses kognitif yang diperlukan, termasuk berapa banyak perhatian yang harus kita berikan untuk melakukan tugas tertentu, dan seberapa efektif kita bisa membagi perhatian tersebut dalam satu waktu sekaligus.

Di sisi lain ada yang menekankan bahwa waktu berubah seiring bertambahnya usia kita. Berbagai kenangan sepanjang hidup yang kita alami, kita simpan berdasarkan waktu versi pribadi. Dari sini muncul pemikiran bahwa persepsi kita terhadap waktu mungkin sebanding dengan panjang umur kita. Inilah yang disebut "teori proporsional".

Teori itu menyatakan bahwa seperti usia kita, kita merasakan waktu "sekarang/ hadir" (yang sedang kita jalani) mulai terasa relatif singkat dibandingkan seluruh umur kita.

Teori tersebut membuat sebuah intuisi jika kita mempertimbangkan misalnya, bagaimana satu tahun pada seseorang berusia 75 tahun terasa berlalu lebih cepat bila dibandingkan dengan satu tahun bagi yang masih berusia sepuluh tahun.

Namun begitu, itu tidak bisa sepenuhnya menjelaskan waktu 'sekarang' sebagaimana kita dapat berpindah dari jam ke jam atau hari ini ke hari lain seperti yang terjadi sebelumnya di masa lalu.

Akurasi persepsi waktu juga bisa terganggu karena berbagai kondisi klinis. Gangguan perkembangan, misalnya gangguan autisme dan gangguan perhatian hiperaktivitas, sering dikaitkan dengan kesulitan dalam memperkirakan interval waktu yang akurat.

Kasus lainnya adalah pada mereka yang menderita Alzheimer atau Parkinson, juga dikaitkan dengan ketidaktelitian dalam interval waktu pendek, serta kesulitan mengingat kembali kenangan masa lalu.

Lalu, bisakah kamu memperlambat waktu yang terkesan cepat berlalu?

Jawabannya mungkin. Caranya adalah meningkatkan kemampuan kognitif, terutama perhatian dan memori. Dua hal tersebut akan membantu kamu memfokuskan pikiran dan fisik untuk menikmati waktu yang 'sekarang/hadir' atau yang sedang dijalani. Untuk lebih bisa fokus dengan waktu yang sedang dijalani, kamu bisa melakukan meditasi.