Brilio.net - Pada zaman dahulu hiduplah dua orang pemuda, sebut saja mereka si baik dan si jahat. Mereka sudah berteman sejak kecil karena senasib tak punya orangtua.

Keduanya pun sama-sama hidup dalam kemiskinan. Namun bedanya, si baik adalah sosok pekerja keras yang selalu membagi rezeki atau makanannya kepada si jahat setelah bekerja seharian. Si jahat selalu di rumah bermalas-malasan dan tak pernah mau bekerja.

Suatu pagi mereka berdua sedang duduk dan berbincang seperti biasa di depan rumah reotnya. Si jahat mengaku sudah bosan dalam kemiskinan. Dia sedang berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat dan hidup enak.

Si jahat pun mengusulkan agar si baik mau membantunya merampok kereta upeti kerajaan yang hampir tiap hari melewati depan rumah mereka.

"Aku punya ide. Bagaimana kalau kita coba cegat saja kereta itu. Siapa tahu mereka mau memberi kita harta-harta mereka?" ajak si jahat.

"Aku tidak mau, lebih baik kamu bekerja daripada buang-buang waktu melakukan hal-hal jahat seperti itu," jawab si baik sambil meminum kopinya.

Benar saja, tak lama kemudian kereta upeti kerajaan itu lewat di depan rumah mereka. Namun ada suara keras benda yang jatuh ke tanah. "Brukkk!"

"Apa itu?" kata si jahat dan si baik bersamaan.

Sesampainya di luar, mereka melihat satu karung besar milik kereta upeti kerajaan jatuh di tanah. Si baik berusaha memanggil-manggil kereta tersebut, memberi tahu barangnya ada yang jatuh.

"Sudahlah, percuma kamu panggil mereka. Mereka tak akan dengar teriakanmu. Ini mungkin sudah jadi rejeki kita," kata si jahat sambil menggeret karung yang berat itu ke dalam rumahnya.

Alangkah terkejutnya mereka setelah membawa karung itu ke serambi rumah. Ternyata karung itu berisi banyak koin-koin emas. Si baik menyarankan agar mengembalikan karung itu ke kerajaan, namun si jahat langsung menolaknya.

"Kita harus kembalikan koin-koin emas ini. Ini kan bukan milik kita, ini bukan hak kita," kata si baik.

"Ah, kamu polos banget sih. Ini jelas-jelas rezeki kita kok," jawab ketus si jahat.

Si jahat yang sudah gelap mata kemudian berlari kecil ke dapur. Rupanya dia mengambil pisau dan langsung menusukkannya ke punggung si baik yang sedang membungkus karung itu.

Si baik langsung tersungkur di serambi rumahnya bersimbah banyak darah. "Mampus kau. Sudah saatnya aku hidup enak dan kaya raya dengan koin emas ini," kata si jahat.

Tak lama kemudian, rupanya sudah banyak pasukan kerajaan yang mengepung rumah mereka. Pasukan-pasukan tersebut menyusuri jalan sambil memeriksa rumah-rumah yang biasanya dilewati kereta kuda.

Si jahat berusaha kabur lewat belakang rumah sambil menjinjing karung berat itu. Namun sayang, banyaknya pasukan kerajaan tak sulit untuk menangkap si jahat dengan cepat. Si jahat pun dibawa ke kerajaan dan dijebloskan ke penjara.

Di dalam penjara, si jahat menjadi murung dan pendiam. Dia tak pernah mau makan dan jarang tidur. Dia menyesal karena telah memperlakukan si baik seperti itu. Dia baru sadar jika mencuri bukan jalan yang baik untuk menjadi kaya raya.

Sebulan kemudian, tak disangka datanglah si baik menengok si jahat di dalam penjara. Betapa kagetnya si jahat melihat si baik masih segar bugar.

"Astaga, kamu kok belum mati?" kata si jahat dari balik penjara sambil menitikkan air mata.

"Tuhan menyelamatkanku. Setelah kau tusuk aku, tetangga sekitar membantuku dan mengobatiku," ujar si baik sambil tersenyum.

Tak lama kemudian, datanglah beberapa ajudan kerajaan mendatangi mereka berdua. Rupanya si baik sudah bertemu dengan sang raja meminta si jahat dimaafkan dan dilepaskan. Permohonan itu dikabulkan karena sang raja memang baik hati.

Si jahat pun akhirnya keluar dari penjara. Mereka berdua langsung bergegas kembali ke rumah mungilnya itu.

Betapa malu dan sedih hati si jahat. Ternyata si baik tidak membencinya meski dia telah mencoba membunuhnya. Sejak saat itu, si jahat akhirnya berubah menjadi orang yang baik hati. Si jahat yang dulunya malas-malasan kini rajin bekerja. Si baik bekerja di pasar, sedangkan si jahat berburu di hutan.

Apa yang bisa kamu ambil dari kisah di atas?

Hidup berdampingan dengan orang lain harus lah saling tolong menolong. Apabila kamu orang baik, teruslah berbuat baik, jangan pernah membalas kejahatan yang dilakukan orang lain.

Apabila kamu orang yang jahat, mulailah berbuat baik. Karena setiap orang pasti bisa belajar dari kesalahan atau kebaikan orang lain yang dilakukan olehmu.