Brilio.net - Ada seorang anak kecil perempuan yang sangat lucu dan menggemaskan. Namun sayangnya dia menjadi sedikit pemuram karena kurang kasih sayang dari Ibunya. Ayahnya sudah lama meninggal karena sakit.

Anak perempuan itu hampir tiap hari meminta ibunya untuk memeluknya. Tapi ibunya selalu menolak dengan berbagai macam alasan. Ya, ibunya memang sibuk dan jarang di rumah karena menjadi tumpuan ekonomi keluarga. Ibunya sering membentak-bentak dan mencubit anak semata wayangnya itu bila terus rewel minta dipeluk.

Meski tak pernah mendapat kasih sayang dan pelukan dari ibunya, anak perempuan itu tak lupa selalu mengucapkan "Aku sayang ibu," tiap ibunya akan berangkat kerja di pagi hari. Sedangkan ibunya hanya cuek dan tak pernah mengabaikan perkataan anaknya itu.

Selain kurang kasih sayang dari ibunya sendiri, anak kecil itu kerap sakit-sakitan. Dia sangat sering demam lalu mimisan. Ketika anak perempuan itu akan dibawa ke dokter oleh neneknya, ibunya selalu saja melarangnya.

"Biarin aja, nanti juga sembuh sendiri," kata ibunya ketus tiap kali melihat anaknya tumbang di kasur.

Setiap hari, anak perempuan itu dirawat oleh neneknya. Tiap sore pula dirinya selalu pergi sendirian ke ujung jalan untuk menunggu ibunya pulang. Tak pernah lagi mengharap makanan atau mainan, namun hatinya terasa senang jika sudah melihat ibunya datang.

Suatu sore, anak gadis itu menunggu ibunya seperti biasa di ujung jalan raya depan rumahnya. Ibunya sudah terlihat dan asyik memainkan HP di tangannya. Sementara itu, saat ibunya akan menyeberang, ada sepeda motor yang melaju dengan kencang ke arahnya. Ibunya ternyata masih keasyikan memainkan HP meski dia sudah mulai menyeberang.

Melihat ibunya dalam bahaya, anak perempuan itu langsung berlari kencang dan berhasil mendorong ibunya sampai jatuh ke dekat trotoar. Namun sayang, dia malah tertabrak motor itu dan terpental beberapa meter di aspal jalan raya.

Anak perempuan itu mengalami luka serius. Dia mengalami pendarahan hebat di kepala dan ibunya hanya luka lecet-lecet saja. Oleh warga sekitar, anak kecil yang malang itu langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

"Ibu, maaf ya. Aku tadi dorong ibu kuat sekali sampai jatuh," kata anak itu lirih. Dia tampaknya sudah siuman, tapi belum bisa membuka lebar-lebar matanya. Kepala anak itu sudah bersimbah darah karena membentur aspal terlalu kuat.

Ibunya hanya diam sambil meneteskan air mata. Kemudian anaknya berkata lagi, "Maaf aku sudah membuat kaki dan tangan ibu lecet."

"Tak apa nak, maafkan ibu selama ini tak pernah peduli dan tak mau menyayangimu," jawab ibunya sesenggukan sambil memegang tangan mungil anaknya.

"Ibu, maukah peluk aku sebentar saja? Biar aku senang dan cepat sembuh," pinta anak itu. Suaranya sudah mulai pelan dan tak jelas lagi artikulasinya.

Anak kecil itu langsung dipeluk oleh ibunya. Neneknya hanya bisa memandang sedih dari ujung kasur.

"Semoga ibu bahagia ya, kalau aku pergi nanti," ujar anak itu lagi. Kemudian matanya terpejam dan tubuhnya kaku. Ya, anak itu akhirnya meninggal.

Sang nenek hanya bisa merunduk sesenggukan melihat cucunya pergi untuk selamanya. Sedangkan ibunya langsung menangis keras dengan berjuta-juta penyesalan telah menyia-nyiakan anaknya selama ini.

Apa yang bisa kamu ambil dari kisah sedih di atas?

Jangan menyianyiakan orang di sekelilingmu yang menyayangimu dengan tulus. Jangan sampai kamu tersadar, ternyata kamu sangat disayangi oleh orang yang sudah pergi dan tak bisa kembali lagi. Sebab, penyesalan datangnya memang selalu belakangan dan tak bisa disalahkan.

Yuk, selalu sayangi semua orang di sekitar kita. Jaga mereka!