Brilio.net - Dawet atau cendol umumnya disajikan dingin dengan campuran santan dan gula merah cair. Cocok diminum saat cuaca terik dan seketika dahaga yang terasa langsung hilang. Namun, bagaimana jika cendol disajikan dengan sambal dan taburan bawang goreng?

Makanan ini masih bisa ditemui di kawasan wisata di Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo. Dawet Pecel atau biasa dikenal juga dengan nama Dawet Sambal, adalah makanan khas dari Pegunungan Menoreh yang kini sudah jarang tampak. Namun, jajanan pasar ini masih bisa ditemui di salah satu kawasan wisata Grojogan Sewu, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta.

Dawet pakai sambal, kuliner aneh tapi yummi

Adalah Mbah Wakijem dibantu puteranya Sularso, yang setia mengenalkan kembali jajanan pasar masa kecil ini. Dahulunya, jajanan ini sering dijual di pasar-pasar tradisional. Seiring dengan perkembangan zaman, generasi baru semakin tak mengenal makanan ini. Makanan ini berbahan baku utama cendol atau dawet. Hanya saja tidak dicampur dengan santan dan es.

"Bahannya cuma cendol lalu ditaburi sambal kelapa bubuk dan bawang goreng, serta ditambahkan taburan seledri juga kecambah," ujar Sularso kepada brilio.net.

Di masa lampau, dawet tersebut dicampur juga dengan sayur rebusan seperti makanan pecel pada umumnya. Untuk sambal yang dipergunakan, Pariyah mengaku hanya menggunakan irisan kelapa yang disangrai lalu ditumbuk dengan cabai merah, bawang putih serta gula pasir dan garam.

Kini, dawet sambel dapat dijumpai di sejumlah warung kecil yang ada di sekitar desa itu. Harganya pun sangat murah meriah. Satu porsi kecil dawet sambel yang dibungkus dengan plastik dijual antara Rp 1.000 sampai Rp 1.500.