Brilio.net - Iklan komersial sering menampilkan model pria tampan dan seksi, misalnya saja iklan celana dalam pria. Sebut saja David Beckham atau Justin Bieber, kamu pasti pernah melihat wajah tampan mereka berpose seksi memamerkan tubuh kekar dan maskulin. Ternyata penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pria yang bertelanjang dada tak hanya menarik konsumen wanita tapi juga kaum pria.

Bahkan, sosok laki-laki berotot dalam pose sugestif menyebabkan para pria cenderung akan menghabiskan lebih banyak uang dan jadi lebih ceroboh saat berbelanja. Dilansir brilio.net dari Dailymail, Sabtu (19/12), hal ini dibuktikan lewat sebuah penelitian di Australia yang menyebutkan, jika ingin meningkatkan konsumen pria lebih banyak, ada baiknya menggunakan iklan pria berotot tanpa busana atasan.

Eugene Chan, seorang dokter sekaligus dosen marketing di The University of Technology, Sydney (UTS), telah melakukan penelitian dengan membagi 180 responden pria dan wanita menjadi kelompok-kelompok, lalu memperlihatkan iklan fashion pria kepada responden pria dan iklan fashion wanita bagi responden wanita.

Iklan tersebut memuat berbagai penampilan, mulai dari sosok bintang iklan berotot sampai obesitas, berpenampilan atraktif, atau berpose menarik.

Secara terpisah, para peneliti meminta para responden untuk mencoba membeli lotre (simulasi) setelah melihat iklan tersebut. Tak disangka, para pria yang kurang percaya diri karena menilai dirinya kurang tampan daripada model, setelah melihat iklan Abercombe & Fitch (iklan para pria berotot, tanpa busana atasan), lebih berani menghabiskan banyak uang untuk lotre ketimbang responden pria yang percaya diri.

Berbeda dengan hasil penelitian dari responden wanita. Awalnya mereka penuh hawa nafsu menghabiskan uang untuk berbelanja lotre dalam jumlah yang sama. Tapi sesudah melihat iklan kampanye Victoria Secret mereka jadi tak tertarik lagi.

Para peneliti percaya bahwa pria menjadi lebih boros ketika melihat iklan di mana bintangnya berotot dan tak mengenakan busana atasan karena mereka seperti berkompetisi untuk menarik perhatian wanita. Jadi, semakin pria merasa tak menarik, dia semakin berisiko menghabiskan lebih banyak uangnya. Alasannya masyarakat masih beranggapan bahwa wanita masih menilai pria tidak hanya dari penampilannya yang menarik, tetapi juga sumber daya finansial.